Bahasa Indonesia 2 (Artikel 7)

Nama : Gita Rahardiyani Ayuningtyas

NPM : 10207503

Tugas : Bahasa Indonesia

Judul : Artikel



Masuki Abad Kedua, Muhammadiyah Harus Berbenah

Minggu, 28 Februari 2010 | 18:44 WIB

GRESIK, KOMPAS.com - Dewan Penasihat Pengurus Pusat Muhammadiyah Amien Rais menyebutkan umur Muhammadiyah mencapai satu abad lebih dua bulan. Menapaki abad kedua umat yang mengaku pengikut Nabi Muhammad harus berbenah, meningkatkan semangat berjihad, dan berkorban demi kesejahteraan umat.

Menurut Amien, waktu Muhammadiyah didirikan KH Ahmad Dahlan kondisi masyarakat Indonesia belum maju seperti sekarang. Spirit pendiriannya untuk menegakkan agama Islam. Pada masa penjajahan, Islam dipojokkan dan masyarakat masuk kelas dua. Saat itu Indonesia juga masih dalam masa kerajaan yang feodal.

Ia mengatakan saat ini tidak ada jarak antarkota, transportasi mudah, komunikasi gampang. Eranya era internet, telepon canggih dan pesawat tersedia setiap jam. "Tidak ada alasan tidak maju dalam 65 tahun Indonesia merdeka. Perlu dipikirkan dan disiapkan apa yang mesti dikerjakan dalam konteks zaman yang banyak berubah," kata Amian Rais di Alun-alun Sidayu Gresik, Minggu (28/2/2010).

Tantangan bangsa ini semakin berat. Amin memaparkan di era global banyak masalah, termasuk ledakan penduduk yang setiap hari bertambah ratusan ribu orang. Setahun penduduk dunia bertambah 157 juta. "Di Indonesia saja setiap hari rata-rata yang lahir delapan orang meninggal tiga orang," kata Amin.

Selain ledakan penduduk ada gejala kekurangan bahan pangan. Kebutuhan sagu, gandum, padi tidak sebanding dengan percepatan produksi. Konsumsi terhadap energi migas juga lebih cepat dari persediaan sehingga harga naik terus.

Rusaknya lingkungan di daratan dan lautan mengancam. Hutan gundul, sungai kotor, tanah longsor, banjir bandang seharusnya jadi peringatan agar manusia kembali ke jalan lurus.

Masalah sosial, muncul kesenjangan ekonomi, yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin. Saat ini juga terjadi krisis moral dan krisis peradaban. Kejahatan meningkat, orang membunuh manusia seperti membunuh semut.

Dalam kondisi tantangan global seperti saat ini pengikut Muhammadiyah seharusnya menjadikan Al Quran sebagai tuntunan abadi. Sejak masa rasul, imperium Bagdad hingga saat ini Al Quran tidak berubah. Al Quran menuntun manusia untuk amar maruf nahi munkar, menegakkan kebenaran mencegah kemunkaran.

Selama mukmin umat Islam menjadi sebaik baik umat manusia yang beriman dengan sungguh-sungguh dan selalu bisa mengkoreksi dan instrospeksi diri. Umat Islam juga merupakan ummat pertengahan atau moderat yang bisa jadi rujukan referensi syuhada karena bisa jadi teladan dan sebaik-baik umat. "Inilah refleksi 100 tahun Muhammadiyah" kata Amin.

Dia menjelaskan satu abad lalu bangsa Indonesia masih beda, masih terjajah. Kini zaman informasi dan komunikasi apa yang mesti dikerjakan. Umat Muhammadiyah menanggung beban moral sebagai pengikut Nabi Muhammad.

Nabi Muhammad yang membawa pencerahan, sosok paripurna, membangun peradaban mulia, mengutamakan kesetaraan gender. Nabi menyaksikan revolusi kemanusiaan. "Sebagai umat Muhammad harus terus berbenah apalagi belum kaffah memahami Al Quran dann Hadits sehingga bila tidak disadarai menimbulkan bid'ah. Saat ini umat juga kurang spirit berjihad dan semangat berkorban," paparnya.

Tantangan lain, angkatan muda banyak meninggalkan muhammadiyah karena dianggap kurang menarik. Bahkan sering terjadi orang muhammadiyah merasa seperti fakir miskin dan dhuafa. "Maka perlu digerakkan segala potensi untuk menggerakkan jihad dengan cara sebagian rezeki yang bukan hak kita disisihkan untuk jihad," ujarnya.

Umat Muhammadiyah harus meneladani Nabi Muhammad yang menerapkan Islam secara kaffah diantaranya dengan semangat jihad ditingkatkan. Warga Muhammadiyah harus punya niat bahwa apa yang sudah dilaksanakan satu abad disyukuri, yang baik diteruskan dan yang kurang baik dibenahi dan ditingkatkan.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Muhammadiyah Jawa Timur, Syafik Mughni menambahkan dalam satu abad Milad Muhammadiyah, perlu diingat bahwa reformasi bagian dari tajdid atau upaya Muhammadiyah sebagai pengikut setia Nabi Muhammad.

Tajdid itu menyangkut tajdit qod'iyah sesuai tuntutan pembaruan di dalam keyakinan menyangkut cara berpikir. Kemajuan cara berpikir penting jika pola pikir tidak berubah tidak maju-maju. Masuk usia abad kedua tajdid qod'iyah dimaksudkan untuk memperluas kesejahteraan sesuai tuntunan.

Selain itu tajdid ubudiyah yakni menunjukkan kehambaan kepada Allah menjadi mukhlis dalam berjuang cari ridho Allah perlu ditingkatkan. Tajdid ijtimaiyah yakni berkumpul, berorganisasi, berserikat memperbarui masyarakat melalui pendidikan, kesehatan, panti asuhan.

Berbagai problem umat menuntut peran muhammadiyah jadi lokomotif reformasi. Muhammadiyah mendorong parpol jadi kiprah politik dalam tugas gerak dalam politik. "Jiwa besar dan pengorbanan dalam politik diperlukan," ujar Syafik.

Menurut dia, segala sesuatu dimudahkan bila sesuai yang diciptakan Allah. Kerja sama kekuatan tajdid ijtimaiyah menjadi penting dalam perjuangan muhammadiyah.

Ket :

Orange = Argumentasi

Coklat = Penalaran

0 komentar: